Rabu, 22 Oktober 2008

MERENCANAKAN PENGALIHAN KEKAYAAN

Better be a valueble man than a sucessful man,

the first one can be inherited

Apakah itu merencanakan pengalihan kekayaan (Estate Plan) ?

Di Indonesia, pengalihan atau distribusi kekayaan (estate plan) adalah sesuatu yang baru dan kurang lazim. Yang dimaksud dengan merencanakan pengalihan dan distribusi aset adalah merencanakan pengalihan kekayaan kepada generasi selanjutnya. Tujuan utama dari merencanakan pengalihan adalah agar dapat dipastikan bahwa kekayaan seseorang dapat dibagikan sesuai dengan keinginan orang tersebut dengan biaya minimal. Biaya yang dimaksud adalah : - Biaya Administrasi - Biaya Pajak Pembagian yang dimaksud adalah kejelasan mengenai : - Asset (Harta) yang akan diwariskan - Penerima (ahli waris) - Besarnya asset yang dibagikan kepada masing-masing penerima (dapat berupa persentase maupun nilai)

Bagaimana cara pengalihan kekayaan ?

Dalam hukum Indonesia, ada 3 cara pengalihan kekayaan, yaitu :

  • Warisan. Warisan adalah perpindahan kekayaan yang terjadi setelah pemilik kekayaan meninggal dunia. Kekayaan yang dimaksud adalah : harta bergerak maupun tidak, termasuk juga hutang.
  • Hibah. Hibah adalah perpindahan kekayaan yang terjadi pada saat pemilik kekayaan masih hidup. Ada 2 macam hibah yaitu Hibah Langsung (hanya bisa dilakukan kepada garis keturunan lurus) dan Hibah Tidak Langsung (bisa dilakukan kepada siapa saja dengan cara /joint account /).
  • Trust Fund. Trust Fund adalah perpindahan kekayaan yang terjadi pada saat pemilik kekayaan masih hidup. Bedanya dengan hibah, yang dipindahkan bukan kepemilikannya tapi hanya pengelolaannya. Ini umumnya digunakan bila ahli waris yang ditunjuk belum dewasa, sehingga diperlukan pihak ketiga (trustee) untuk mengelola harta tersebut demi kepentingan ahli waris dan bila ahli waris sudah dewasa maka kepemilikannya secara otomatis akan beralih kembali.

Copyright © 2007 www.MerencanakanKeuangan.com . All rights reserved.

MERENCANAKAN PROTEKSI

It's not because someone has to die, but it's because

the family has to continue the living

PROTEKSI

Mengapa kita perlu melakukan proteksi? Seperti yang dapat anda baca di artikel 3 keranjang kehidupan; dalam kehidupan ini kita akan selalu menghadapi resiko-resiko yang berada di luar control kita. Ada banyak cara meminimalkan dampak resiko terhadap kehidupan kita. Berikut ini adalah cara mengelola resiko:

  • Menghindari resiko. Kita dapat menghidari resiko dengan cara menghilangkan atau menjauhi segala sesuatu yang dapat menyebabkan resiko, misal : Mr Contoh yang rumahnya berada di daerah gempa bumi, akhirnya menjual rumah tersebut lalu membeli rumah di daerah yang selama ini bebas gempa
  • Mengendalikan resiko. Kita dapat mengendalikan resiko dengan cara mengantisipasi penyebab maupun akibat dari suatu resiko, misal : Mr Contoh yang rumahnya berada di daerah gempa bumi, melakukan antisipasi dengan cara membuat rumah anti gempa
  • Menerima resiko. Yang dimaksud dengan menerima resiko berarti kita tidak melakukan apa-apa untuk mengurangi penyebab maupun dampak dari suatu resiko, misal : Mr Contoh yang rumahnya berada di daerah gempa bumi hanya pasrah dan berdoa semoga tidak akan terjadi gempa
  • Mengalihkan resiko. Kita dapat mengalihkan resiko dengan cara mentransfer segala akibat yang timbul dari resiko tersebut ke pihak lain (hal ini disebut juga proteksi asuransi), misal : Mr Contoh yang rumahnya berada di daerah gempa bumi, mentransfer resikonya ke perusahaan asuransi dengan cara membeli asuransi perlindungan rumah dari gempa.

Dalam konteks merencanakan keuangan, ada beberapa resiko yang perlu kita antisipasi yaitu 1. Meninggal terlalu dini (die too soon), 2. Hidup terlalu lama (live too long) 3. Ketidak mampuan (dissability) 4. Penyakit kritis (critical illness). Untuk mengantisipasi resiko nomor 1, 3 dan 4 kita cukup dengan melakukan proteksi asuransi jiwa dan kesehatan, sedangkan untuk resiko no 2 dapat dilengkapi dengan rencana pensiun (pension plan). Sudahkah anda mempunyai asuransi jiwa? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, anda harus paham betul, bahwa asuransi jiwa tersebut bukanlah mengasuransikan jiwa seseorang. Jiwa manusia itu tidak dapat dihargai berapa pun nilainya. Ingat, manusia itu adalah mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Jadi apa yang sebenarnya kita asuransikan ? Yang kita asuransikan adalah potensi pendapatan seseorang. Untuk lebih jelasnya, silahkan lihat contoh berikut ini : Ada 2 orang sahabat yaitu Mr Kerja dan Mr Nganggur. Status Mr Kerja adalah karyawan dengan karir yang cukup cemerlang. Dia merasa masih sehat & masih sangat produktif. Dia baru berencana pensiun 20 tahun lagi. Sebaliknya Mr Nganggur, dia sudah tidak bekerja dan setiap hari sibuk ke sana ke mari untuk mencari pekerjaan. Katakanlah keduanya hendak mengambil asuransi jiwa, maka secara ekonomi, seharusnya, Mr Kerja mempunyai uang pertanggungan yang lebih besar dari Mr Nganggur. Mengapa ? Ini bukanlah karena jiwa Mr Kerja lebih berharga dari jiwa Mr Ngangur, akan tetapi karena potensi pendapatan Mr Kerja lebih besar dari Mr Nganggur. Sekali lagi, ini hanyalah masalah potensi pendapatan, bukan nilai dari jiwa seseorang. Kembali ke pertanyaan, apakah anda sudah mempunyai asuransi jiwa ? Sekarang ini semakin banyak orang sadar akan proteksi asuransi jiwa, jadi bisa saja jawaban anda untuk pertanyaan tersebut adalah sudah.

Kenapa seseorang membeli asuransi jiwa ?

Biasanya alasannya adalah karena kesadaran seseorang untuk melindungi potensi pendapatannya, jadi jika terjadi sesuatu terhadap orang tersebut, maka keluarganya tidak akan mengalami kesulitan ekonomi. Anggapan itu benar tapi tidak selalu tepat. Harusnya, ada lagi pertanyaan paling mendasar yang harus diutarakan yaitu : apakah dengan proteksi yang dibeli itu, cukup untuk menjamin dirinya (atau keluarganya) agar tetap dapat mencapai tujuan finansial. Sebagai contoh Mr Salah Hitung sekarang ini berusia 45 tahun dan sudah membeli asuransi jiwa sejak dia berusia 30 tahun. Uang pertanggungan yang diambil adalah sebesar 200 juta dengan perlindungan sampai Mr Salah Hitung berumur 50 tahun. Mr Salah Hitung mempunyai 2 orang anak yang sekarang berusia 10 tahun dan 8 tahun.Tujuan Mr Salah Hitung mengambil uang pertanggungan 200 juta adalah agar bila terjadi sesuatu padanya, keluarganya akan tetap dapat hidup seperti biasanya dan anak-anaknya dapat tetap sekolah, paling tidak sampai kuliah selesai. Menurut anda bisakah hal tersebut tercapai ? Jika katakanlah Mr Salah Hitung meninggal saat ini, maka keluarganya akan menerima manfaat asuransi sebesar 200 juta, lalu gunakanlah asumsi bahwa biaya total kuliah sekarang sebesar Rp. 65 juta dengan perincian sebagai berikut: - Uang masuk / sumbangan pembangunan / uang pangkal (atau apapun namanya) sebesar Rp. 15 juta - Uang SKS selama kuliah (160 sks dengan biaya Rp. 35.000 per sks) sebesar Rp. 5.6 juta - Uang saku + transport + uang pembelian buku (sebesar Rp. 750 ribu / bulan selama 4 thn kuliah) sebesar Rp. 48 juta. Maka, total biaya kuliah untuk 2 orang anak tersebut sudah mencapai 130 juta, hanya tersisa uang sekitar 70 juta untuk biaya hidup. Jika kita membuat usia anak pertama sebagai acuan, maka dr usia 10 tahun (sekarang) sampai dia benar-benar bisa mandiri (umumnya usia 23) adalah 13 tahun lagi. Jadi Rp. 70 juta kita bagi dengan 13 tahun menjadi Rp. 5,385 juta / tahun. Bila di bagi lagi dengan 12, maka sisa uang untuk biaya hidup tersebut hanya sebesar Rp. 448.717 / bulan !! Mungkinkah seorang ibu dengan dua anaknya yang masih kecil hidup dengan hanya uang bulanan sebesar itu? Belum lagi kita perhitungkan biaya masuk SMP dan SMA untuk masing-masing anak !! (hitungan ini hanya sebagai ilustrasi, tidak menghitung return bila uang Rp. 200 jt tersebut diinvestasikan, tapi biaya2 pun dianggap tidak berubah; jadi asumsinya return = inflasi + kenaikan harga). Pada saat Mr Salah Hitung membeli asuransi jiwa tersebut (15 tahun yang lalu), perlindungan 200 juta dirasa sangat cukup. Akan tetapi pada saat ini ternyata uang 200 juta tersebut tidaklah cukup untuk membiayai kuliah ke 2 anaknya dan menghidupi keluarganya sampai anaknya mandiri. Jadi inti permasalahannya bukanlah sudah punya atau bukan, tetapi cukupkah asuransi jiwa anda untuk mencapai tujuan finansial anda & keluarga. Ingat : Your family has to live with your income whether you're around or not.


Copyright © 2007 www.MerencanakanKeuangan.com . All rights reserved.

MERENCANAKAN PENDIDIKAN

Plan now, Act Now

Mengapa kita perlu merencanakan pendidikan?

Setiap orang tua akan melakukan apa saja untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya, termasuk dalam hal pendidikan. Untuk mencapai itu, kita perlu dengan cermat merencanakan keuangan dari sekarang. Berikut adalah beberapa hal yang menguatkan alasan kita untuk merencanakan keuangan demi pendidikan anak-anak kita, yaitu:

  • Tingginya biaya pendidikan saat ini dan tiap tahun pasti terjadi kenaikan. Di Indonesia, para orang tua umumnya menganggap bahwa sekolah swasta adalah lebih baik dibanding sekolah negeri. Berbeda dengan sekolah negeri, sekolah swasta umumnya adalah business oriented sehingga sekolah swasta menetapkan biaya pendidikan yang tinggi. Selain memang karena sekolah swasta melakukan investasi yang besar (misalnya ketersediaan fasilitas yang mewah), sekolah swasta juga pada dasarnya memang mengharapkan keuntungan usaha. Hampir dapat dipastikan biaya pendidikan yang sudah relatif tinggi tersebut akan naik tiap tahun. Oleh karena itu kita harus benar-benar merencanakan keuangan dengan baik agar kita dapat mencapai salah satu tujuan finansial kita yaitu memberikan pendidikan terbaik yang kita mampu untuk anak-anak kita.
  • Keadaan ekonomi di masa mendatang yang tidak dapat diprediksi. Hanya ada 3 kemungkinan dalam pertumbuhan ekonomi, yaitu tetap, menurun atau menaik, tetapi tidak ada seorang pun yang dapat memprediksikan secara akurat (100% benar) bagaimana keadaan ekonomi di masa mendatang. Keadaan ekonomi itu akan mempunyai dampak terhadap kehidupan seseorang. Sebagai ilustrasi, seseorang yang sekarang bekerja dan mempunyai karir yang baik, bisa-bisa saja akan mengalami PHK karena perusahaannya gulung tikar pada masa krisis ekonomi. Jika terjadi demikian, bagaimana dengan kehidupan dia dan keluarganya ? Oleh karena itu, mumpung keadaan ekonomi sekarang masih baik, kita wajib untuk merencanakan keuangan dari sekarang.
  • Keadaan fisik orang tua di masa mendatang makin beresiko. Orang tua sebagai manusia tetap akan menghadapi resiko-resiko kehidupan (baca artikel 3 keranjang kehidupan dan perencanaan proteksi ). Sama seperti keadaan ekonomi di atas, kita juga tidak dapat memprediksi 100% keadaan kita di masa mendatang. Dengan bertambahnya usia seseorang, kekuatan fisik dan daya tahan tubuhnya akan semakin menurun sehingga semakin retan terhadap suatu penyakit. Oleh karena itu, selagi kondisi kita masih memungkinkan, kita harus melakukan perencanaan dari sekarang.


Kesalahan Umum Orang Tua

Ada beberapa kesalahan orang tua yang umumnya terjadi dalam merencanakan pendidikan untuk anaknya :

  • Menganggap pendidikan anak sebagai investasi. Ada banyak orang tua yang menganggap menyekolahkan anak adalah suatu investasi. Orang tua seperti itu biasanya mengharapkan 'pengembalian' dari investasinya. Jadi orang tua mengharapkan si anak akan membalas budi dengan menanggung biaya orang tua ketika si anak sudah mulai bekerja nantinya. Ini adalah keliru, karena yang benar adalah: pendidikan anak adalah kewajiban orang tua, bukan investasi sehingga tidak ada kewajiban anak untuk mengembalikan biaya pendidikan tersebut (dalam bentuk apapun!).
  • Menganggap anak pasti bekerja setelah selesai kuliah. Seharusnya orang tua sadar, bahwa selesai kuliah atau pun pendidikan lainnya adalah berarti si anak sudah selesai menuntut ilmu. Hanya itu. Sedangkan masalah kerja adalah hal lain. Tidak ada korelasi secara langsung bahwa anak yang sudah selesai kuliah akan bekerja (mencari uang).
  • Makin tinggi pendidikan, makin besar penghasilannya. Tingginya tingkat pendidikan seseorang tidaklah merefleksikan penghasilannya. Di dunia kerja tinggi rendahnya penghasilan seseorang bukan disebabkan oleh tingkat pendidikannya saja, tapi ada banyak faktor lain seperti dedikasi, sikap mental, minat terhadap pekerjaan, ketersediaan lapangan kerja. Hal ini kembali membuktikan bahwa ilmu dan uang tidaklah selalu sejalan.
  • Tidak tahu berapa besar biaya pendidikan yang dibutuhkan. Banyak orang tua yang sudah menabung untuk pendidikan anaknya, akan tetapi banyak diantara mereka yang tidak tahu, apakah tabungan itu sudah cukup atau belum. Salah satu faktor dalam merencanakan keuangan adalah tujuan yang jelas (lihat artikel Apa itu Merencanakan Keuangan ) sehingga kita mempunyai arahan yang benar. Kita dapat meyakini bahwa akan dapat, membiayai pendidikan anak kita nantinya. Janganlah kita menjadi orang tua yang sudah merencanakan, tetapi pada saatnya nanti ternyata tabungannya tidak cukup. Ini disebabkan karena orang tua tersebut tidak mempunyai perkiraan biaya pendidikan yang benar, (lihat merencanakan proteksi , dalam contoh ilustrasi Mr. Salah Hitung).
  • Tidak melengkapi tabungan dengan proteksi. Tabungan yang dilakukan untuk pendidikan anak, harus dilengkapi dengan proteksi. Hal ini untuk memastikan, bahwa apapun yang terjadi pada orang tua, tujuan finansial membiayai pendidikan anak akan tetap tercapai. Proteksi yang dimaksud adalah proteksi asuransi. “ide diambil dari buku "Mempersiapkan Dana Pendidikan Anak" oleh Safir Senduk, terbitan Elek Media Komputindo” Merencanakan dengan Benar Pada prinsipnya, merencanakan keuangan pendidikan anak adalah sama dengan merencanakan keuangan untuk pensiun maupun investasi . Selain perlu memperhitungkan faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi rencana kita (inflasi, kenaikan biaya pendidikan, jenis investasi) kita juga perlu memperhitungkan resiko-resiko kehidupan yang akan dihadapi (kematian, ketidakmampuan fisik & ekonomi, kondisi kritis). Setelah memperhitungkan semua faktor tersebut, barulah kita bisa mulai merencanakan.


Copyright © 2007 www.MerencanakanKeuangan.com . All rights reserved.

MERENCANAKAN DANA PENSIUN

don't want to die too soon, but I also have to
prepare if I will live too long.


MERENCANAKAN PENSIUN

Mengapa kita perlu merencanakan pensiun? Seperti yang dapat anda baca di artikel 3 keranjang kehidupan dan perencanaan proteksi; dalam kehidupan ini kita akan selalu menghadapi resiko-resiko yang berada di luar control kita. Begitu pula dengan masa pensiun, kita harus menyiapkan dengan baik. Seperti tag line di atas : Kita tidak mau mati terlalu cepat, akan tetapi kita juga harus bersiap jika kita berumur (terlalu) panjang. Prinsip utama dari merencanakan program pensiun adalah menjamin kesinambungan penghasilan selama kita hidup dan itu hanya bisa dicapai dengan merencanakan keuangan dari sekarang Majalah Swa Sembada edisi Juli 2004 pada salah satu pemberitaannya pernah mengangkat survey yang dilakukan oleh Citibank dan AC Nielsen kepada eksekutif muda di Indonesia, dan hasilnya sungguh memprihatinkan. 80 % dari para eksekutif tersebut tidak menganggap bahwa merencanakan pensiun adalah hal yang penting. Mereka malah lebih memprioritaskan untuk membeli mobil mewah, merenovasi rumah ataupun kegiatan konsumtif lainnnya. Hal ini bertentangan dengan prinsip 3 Keranjang Kehidupan. Coba anda perhatikan ilustrasi di bawah ini: Dari Senin sampai Minggu, yang mana hari yang paling menyenangkan ? Umumnya orang akan memilih hari Sabtu dan Minggu, tetapi apakah disadari bahwa hari Sabtu dan Minggu itu adalah juga hari yang paling menguras uang kita ? Ketika kita berjalan-jalan ke mal atau ke tempat rekreasi, semuanya membutuhkan biaya / uang yang tidak sedikit. Artinya pada hari Sabtu - Minggu kita tidak bekerja atau tidak berpenghasilan, akan tetapi harus mengeluarkan uang. Sekarang apakah disadari, bahwa hari-hari setelah pensun, semuanya adalah hari Sabtu-Minggu ? Setelah pensiun, seseorang sudah tidak berpenghasilan, akan tetapi tetap harus mengeluarkan uang untuk melanjutkan kehidupannya.
Bagaimana Merencanakan Pensiun dengan Benar? Jika anda sudah memutuskan bahwa merencanakan keuangan untuk pensiun adalah penting, maka sekarang pertanyaan berikutnya adalah : Bagaimana merencanakan pensiun dengan benar? Berikut adalah kesalahan yang umum terjadi dalam merencanakan keuangan untuk pensiun:
  • Gagal merencanakan (Lihat artikel Apa Itu Merencanakan Keuangan )
  • Terlambat memulai (Lihat artikel Kapan Waktu yang Tepat untuk Memulai)
  • Mengabaikan inflasi. Inflasi adalah kenaikan harga-harga barang yang mempengaruhi nilai ril uang kita. Jika anda mempunyai uang sebesar 1 juta pada 5 tahun yang lalu dibanding dengan 1 juta pada saat ini maka uang 1 juta pada 5 tahun yang lalu itu dapat dibelanjakan untuk lebih banyak barang di banding uang 1 juta sekarang. Mengapa ? Jawabannya adalah karena inflasi sehingga harga-harga barang 5 tahun yang lalu pasti lebih murah dibanding harga barang saat ini. (dikenal dengan konsep time value of money). Jadi pada saat merencanakan pensiun, kita harus memperhitungkan inflasi. Jangan sampai rencana pensiun yang kita buat menjadi sia-sia. Lihat ilustrasi Mr Salah Hitung pada perencanaan proteksi, dia merencanakan keuangan untuk proteksinya tanpa memperhitungkan inflasi. Tidak memperhitungkan biaya pensiun sehingga menabung terlalu sedikit. Dalam merencanakan keuangan untuk pensiun, kita juga harus memperhitungkan secara benar berapa mengenai biaya hidup pada saat pensiun. Bukan hanya karena inflasi, tetapi kita juga harus tahu bagaimana tingkat kehidupan yang ingin dicapai pada saat pensiun nanti. Apakah sama dengan standar kehidupan sekarang, bisa kurang dari kehidupan sekarang atau malah lebih tinggi dari standar kehidupan sekarang. Jika kita sudah tahu persis berapa tabungan pensiun yang kita inginkan, maka berapa jumlah yang harus ditabung pun akan menjadi lebih mudah untuk ditentukan.
Investasi Terlalu Konservatif
Untuk penjelasan lebih mendetail, silahkan lihat merencanakan keuangan untuk investasi . Merencanakan keuangan untuk pensiun biasanya mempunyai rentang waktu (time horizon) yang panjang ( > 5 tahun) jadi secara teori kita boleh memilih investasi yang high risk - high gain (Investasi yang beresiko tinggi tetapi dengan tingkat pengembalian yang tinggi juga). Jadi untuk mencapai kebebasan financial (financial freedom) pada saat kita pensiun, kita harus benar-benar merencanakan keuangan kita dari sekarang!

Copyright © 2007 www.MerencanakanKeuangan.com . All rights reserved.

3 KERANJANG : TIPS MERENCANAKAN KEUANGAN

MERENCANAKAN KEUANGAN UNTUK INVESTASI YANG SESUAI PROFIL RESIKO ANDA

Nobody plan to fail, but most of them fail to plan

Apa itu merencanakan keuangan ?

Arti kata merencanakan adalah mempersiapkan; jadi merencanakan keuangan adalah mempersiapkan keuangan untuk mencapai tujuan anda. Contoh: anda ingin menyekolahkan anak anda di perguruan tinggi terbaik, berarti anda harus memulai merencanakan sisi keuangan anda sehingga pada waktunya nanti, anda dapat membiayai tujuan tersebut. Arti lain dari merencanakan keuangan adalah mengatur keuangan anda saat ini untuk membiayai tujuan anda di masa depan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan keuangan.

Rencana keuangan yang dibuat harus disesuaikan dengan kondisi keuangan anda saat ini. Buatlah suatu tujuan yang masuk akal, jelas dan memang dapat dicapai (achievable).

Adanya rentang waktu (time frame) yang jelas

Tentukanlah waktu yang pasti (definitive time) untuk mencapai tujuan anda tersebut, misalnya tahun 2015, atau anda ingin mencapai dalam 10 tahun, atau pada saat saya berusia 45 tahun.Jangan pernah menggunakan kata-kata seperti : nanti, kapan-kapan, atau kata lain yang tidak terukur (infinitive time).

Adanya komitmen dari anda untuk menjalankan rencana ter-sebut Rencana hanyalah sebatas rencana sampai rencana itu dilakukan. Diperlukan komitmen yang kuat dari anda untuk melaksanakannya.

Beberapa mitos yang salah tentang merencanakan keuangan

“ide diambil dari buku "Save or Sorry, Menabung atau Menyesal, Kesejahteraan Finansial Sepenuhnya di Tangan Anda, oleh Hendri Hartopo terbitan Elex Media Komputindo & KOMMIT”.

  • Merencanakan keuangan hanyalah untuk orang yang mampu saja. Justru sebaliknya, karena kita tidak mampu maka kita perlu merencanakan segala sesuatunya dengan baik.
  • Uang yang ada hanya sedikit, jadi mau diatur bagaimanapun tetap saja tidak ada manfaatnya. Ini adalah persepsi yang salah tentang uang. Uang sedikit atau banyak tetaplah berharga. Satu juta kurang 1 Rupiah bukanlah 1 juta. Hargailah uang anda, "uang memang bukan segala-galanya, tapi segala-galanya perlu uang". Benar bukan ? Hal ini tidak berarti anda diajarkan untuk menghalalkan segalanya demi uang, tapi maksudnya adalah agar anda dapat menghargai nilai dari uang. Penghargaan terhadap uang bukan dari besar atau kecil nominal uang tersebut, akan tetapi dari manfaat yang dapat diberikan oleh uang tersebut.
  • Penghasilan saya tidak ada sisa lagi untuk di tabung. Perlu disadari, seseorang dikatakan mampu menabung atau tidak bukanlah dilihat dari berapa besar penghasilannya, tapi dari berapa besar kemauannya untuk menabung. Lebih berarti seorang yang bergaji 1 juta / bln tapi mau menabung, dibandingkan dengan seseorang yang bergaji 10 juta / bln, tapi tidak mau menabung (walaupun yang ditabung hanya senilai 50.000 / bln).
  • Saya sibuk mencari uang, urusan mengatur-atur keuangan, saya serahkan pada istri/suami saya.Sekarang mungkin anda memang bekerja untuk mencari uang, tapi dengan perencanaan yang baik anda dapat membuat uang yang bekerja untuk anda. Selain itu, anda juga harus ikut bertanggung jawab untuk mengatur keuangan pribadi keluarga anda, jangan hanya melemparkan tanggung jawab kepada pasangan anda.

Syarat awal merencanakan keuangan

Jika anda tertarik untuk mulai merencanakan keuangan anda, ada beberapa hal yang perlu anda persiapkan lebih dahulu yaitu :

Neraca keuangan pribadi

Buatlah terlebih dahulu daftar aset (harta) anda, setelah itu buatlah daftar kewajiban anda (hutang). Dari kedua daftar itu, buatlah selisihnya (harta - hutang = kekayaan bersih / net worth). Jika kekayaan bersih anda positif (harta > hutang), maka secara finansial anda adalah sehat, sebaliknya bila negatif (hutang > harta), maka secara finansial anda kurang sehat / baik.

Arus Kas pribadi

Buatlah perincian-perincian dari uang yang masuk dan keluar (Pemasukan dan Pengeluaran). Dari daftar tersebut, anda akan mengetahui seberapa optimal penggunakan uang masuk anda selama ini. Syarat utama dari merencanakan keuangan, anda harus mempunyai surplus !! (Pemasukan > Pengeluaran). Jika tidak, maka anda perlu mengatur pengeluaran anda terlebih dahulu.

Tujuan-tujuan keuangan

Buatlah tujuan-tujuan keuangan anda sesuai skala prioritas. Lihat artikel 3 keranjang kehidupan.

Jangka waktu pencapaian

Buatlah jangka waktu (time frame) yang anda inginkan untuk mencapai tujuan keuangan anda tersebut.


Destiny is not a matter of chance, it is a matter

of choice, so choose wisely

Tiga Keranjang Kehidupan

Semua orang harus bekerja / berusaha untuk mendapatkan penghasilan. Penghasilan tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar masing-masing. Kebutuhan hidup tidak akan sama untuk semua orang, karena standar hidup tiap orang juga berbeda. Akan tetapi semuanya akan mempunyai persamaan yaitu setelah pemenuhan kebutuhan hidup terpenuhi, maka sisanya akan di tabung. Jika anda menanyakan kepada orang-orang apa yang dilakukan mereka terhadap tabungannya. Yakinlah bahwa jawabannya pasti beraneka ragam. Kenapa ? Karena mereka menabung untuk memenuhi tujuan hidupnya masing-masing. Ada yang ingin mempunyai rumah, ada yang ingin menyekolahkan anak, ada yang ingin mempunyai mobil mewah, ada yang hanya ingin membantu orang tua. Apa pun tujuan orang untuk menabung, secara garis besar bisa dikelompokan ke dalam 3 keranjang kehidupan seperti terlihat di gambar di bawah ini

Keranjang Pertama (I) - Security (Keamanan)

Keranjang ini adalah yang pertama dan yang utama. Seharusnya setiap orang harus mengisi terlebih dahulu keranjang I ini. Akan tetapi kenyataannya banyak orang yang mengabaikan keranjang I ini, mereka lebih memilih untuk langsung mengisi keranjang II. Mereka tidak sadar bahwa banyak sekali resiko yang harus dihadapi seseorang dalam kehidupan ini. Coba perhatikan ilustrasi di bawah ini :

Ada 2 orang yaitu Mr Siap & Mr Belum, keduanya bekerja di perusahaan yang sama. Mr Siap memfokuskan tabungannya untuk menyiapkan dana darurat, sedang Mr Belum hanya memfokuskan diri untuk investasi saja. Setelah beberapa waktu mereka sudah mempunyai tabungan yang cukup, tiba-tiba perusahaan tempat mereka bekerja mengalami masalah sehingga harus melakukan PHK masal. Mr Siap dan Mr Belum termasuk orang yang terkena PHK tersebut. Kita lihat bagaimana hal tersebut mempengaruhi kehidupan mereka. Untuk keperluan sehari-hari, Mr Siap tidak terlalu bermasalah karena dia sudah menyiapkan dana darurat yang cukup untuk mengantisipasi hal ini. Sekarang dia sedang mem-fokuskan diri untuk mencari pekerjaan yang baru, dan masih memungkinkan bagi Mr Siap untuk memilih pekerjaan yang sesuai dengan dirinya.

Sebaliknya dengan Mr Belum, dia sekarang sedang pusing memikirkan bagaimana caranya memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Mr Belum menginvestasikan tabungannya dalam bentuk properti dan tidak dapat menjual properti tersebut dengan mudah, sehingga Mr Belum harus cepat-cepat mencari kerja dan dia pasti akan menerima pekerjaan apapun demi mencari penghasilan.

Dari ilustrasi di atas, anda dapat melihat mengapa kita mengutamakan keranjang I lebih dahulu. Keranjang I ini, kita tidak terlalu mementingkan return atau hasil tapi lebih mengutamakan kemudahan dicairkan pada saat dibutuhkan (liquidity).

Keranjang Kedua (II) - Growth (Pertumbuhan)

Pada keranjang ini seseorang mulai mengharapkan bahwa apa yang di tabung akan bertumbuh menjadi lebih banyak. Ada banyak cara mengembangkan aset anda, untuk penjelasan lebih lanjut silahkan klik link Investasi di menu.

Keranjang Ketiga (III) - Luxury (Kemewahan)

Jika anda mengisi keranjang ini pastikan bahwa anda telah mengisi keranjang I dan II. Keranjang ini adalah keranjang biaya, tidak ada pertumbuhan di keranjang ini. Seseorang harus sudah mempunyai kemapanan finansial atau kebebasan financial (financial freedom) baru dia boleh mengisi keranjang ini, jika tidak akan sangat berbahaya.

Don't work for money forever, but let the

money work for you

Mengapa kita perlu merencanakan Investasi?

Seperti yang dapat anda baca di artikel 3 keranjang kehidupan dan perencanaan proteksi; dalam kehidupan ini kita akan selalu menghadapi resiko-resiko yang berada di luar control kita, karena itu kita pun harus dengan cermat merencanakan keuangan untuk investasi. Disarankan supaya tidak melakukan investasi apapun sebelum mempunyai dana darurat dan proteksi. Prinsip utama dari merencanakan keuangan untuk investasi adalah mencari keuntungan (return) dari uang yang kita tanamkan. Banyak orang yang mempunyai uang lebih, tapi tidak tahu bagaimana cara memaksimalkan manfaat dari uang tersebut. Jika orang tersebut bisa memaksimalkan manfaat dari uang tersebut, maka uang itu akan terus berkembang dan pada akhirnya dapat membiayai kehidupan orang tersebut. Jadi seperti tag line di atas, kita tidak boleh bekerja untuk mencari uang selama-lamanya, biarkan uang yang bekerja untuk kita. (untuk mempelajari hal tersebut dengan lebih mendalam, silahkan baca buku 'Rich Dad, Poor Dad' oleh Robert T. Kiyosaki).

Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu anda perhatikan dalam merencanakan keuangan untuk investasi :

· Tujuan Investasi

· Jangka Waktu

· Profil Resiko Investor

· Likuiditas

· Tujuan Investasi

Pada umumnya ada 3 tujuan orang dalam berinvestasi, yaitu :

1. Pendapatan (income)

Umumnya orang yang berinvestasi dengan tujuan ini, tidak terlalu mementingkan return atau keuntungan. Mereka sudah senang asal investasinya sudah menghasilkan. Sebaliknya dengan keamanan investasi, mereka sangat peduli. Mereka tidak menginginkan modal investasi sampai hilang.

2. Pertumbuhan Modal (capital growth)

Orang-orang yang berinvestasi dengan tujuan ini umumnya adalah orang-orang yang berani mengambil resiko (risk taker). Mereka mengharapkan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimum dan bisa menerima bila ternyata uang yang diinvestasikan habis.

3. Mempertahankan Modal (capital preservation)

Mereka yang berinvestasi dengan tujuan ini, umumnya adalah orang-orang yang tidak berani mengambil resiko (Risk avoider). Mereka tidak terlalu mengharapkan return yang maksimum, tetapi lebih menginginkan kepastian bahwa modal investasi tidak berkurang sama sekali.

· Jangka Waktu

Yang dimaksud dengan jangka waktu (time horizon) adalah berapa lama investasi tersebut hendak dilakukan. Dengan mengetahui panjang-pendeknya rentang waktu yang dimiliki, maka seseorang dapat dengan lebih baik lagi memilih kendaraan investasinya. Secara umum pembagian waktu itu adalah sebagai berikut: :

Jangka Pendek, maksimum 1 tahun

Jangka Menengah, 1 - 3 tahun

Jangka Panjang lebih dari 3 tahun

· Profil Resiko

Setiap orang mempunyai profil resiko yang berbeda-beda dan tidak permanen. Seseorang yang sekarang tidak mau berinvestasi di bidang yang beresiko tinggi, bisa saja menjadi mau dalam tahun-tahun mendatang. Banyak faktor yang bisa mempengaruhi profil resiko seseorang misalnya : umur, tingkat pendidikan dan sumber dana. Secara umum pembagian profil resiko adalah seperti di bawah ini:

1. Conservative

Ini adalah orang-orang yang tidak nyaman dengan resiko. Mereka enggan untuk berinvestasi di model investasi beresiko tinggi. Pilihan investasi yang dilakukan adalah low risk - low return

2. Moderate

Ini adalah orang-orang yang masih mau berinvestasi dengan resiko, akan tetapi mereka lebih prefer untuk berinvestasi di model investasi yang tidak terlalu berisiko. Pilihan investasi yang dilakukan adalah medium risk - medium return

3. Aggressive

Ini adalah orang-orang yang mau return tinggi. Mereka mengharapkan keuntungan maksimum dari investasinya. Mereka juga tidak terlalu bermasalah dengan resiko yang ada. Pilihan investasi yang dilakukan adalah high risk - high return.

· Likuiditas

Likuiditas adalah ukuran kemudahan suatu investasi untuk dicairkan atau dijadikan uang tunai (cash). Umumnya likuiditas berbanding terbalik dengan return. Semakin likuid suatu investasi, semakin kecil return yang dihasilkan demikian pula sebaliknya. Sebagai contoh, investasi di properti sampai saat ini adalah salah satu bentuk investasi dengan tingkat return yang paling tinggi, akan tetapi investasi ini adalah investasi yang paling tidak likuid. Seseorang tidak dapat dengan mudah menjual propertinya, sehingga walaupun return-nya tinggi investasi ini memerlukan rentang waktu yang panjang.

Kesimpulan

Investasi adalah salah satu bagian yang paling penting dari merencanakan keuangan seseorang. Investasi adalah kendaraan seseorang untuk mencapai financial freedom. Ada banyak faktor yang perlu di perhatikan oleh seseorang dalam merencanakan keuangan untuk investasi yaitu tujuan berinvestasi, jangka waktu investasi, profil resiko dan likuiditas dari investasi tersebut. Dengan menentukan faktor-faktor tersebut, seseorang dapat dengan mudah menentukan investasi apa yang paling cocok untuk dia lakukan.


Copyright (c) 2007 www.MerencanakanKeuangan.com . All rights reserved.

Senin, 20 Oktober 2008

Bisakah saya menjadi orang kaya ????

  • By : David Ciang, MM
    Pemilik dan Pengelola KeuanganPribadi.com
    Jl. Villa Tomang Mas C/12 Jakarta Barat
    Telp. 021-33034199
    Email David at KeuanganPribadi.Com

Orang Kaya Tahu Bagaimana Caranya:

  • Mendapatkan Hasil Maksimal dari Uang Mereka
  • Memilih Jalur Investasi yang Paling Menguntungkan
  • Mendanai Pendidikan Anak Ke Universitas Favorit
  • Mengamankan Harta Benda Dari Resiko
  • Melepaskan Diri Dari Hutang
  • Pensiun Tanpa Hidup Susah
  • Meninggalkan Warisan Milyaran Rupiah Untuk Keturunan

Anda Juga Bisa Asalkan Anda Tahu Rahasianya !!!



Salam Pembaca,

Pernahkah Anda mendengar dalil 90/10? Artinya 90% dari seluruh kekayaan dikuasai oleh 10% dari orang-orang. Mengapa bisa begitu banyaknya harta yang dikuasai oleh sejumlah kaum kaya, sementara di sisi lain sebagian besar orang lainnya harus bersusah payah untuk memperebutkan 10% sisa harta? Hal ini disebabkan karena kaum kaya memiliki resep rahasia yang tidak diajarkan pada orang biasa. Resep ini hanya diturunkan pada keluarga sendiri atau kerabat dekat, lewat mulut ke mulut. Dengan menggunakan resep ini, mereka dapat hidup santai tanpa perlu khawatir kekurangan uang. Mereka tidak perlu bekerja untuk mencari uang, melainkan uanglah yang datang mencari mereka. Sayangnya bagi orang biasa, untuk mendapatkan rahasia ini dibutuhkan pengalaman bertahun-tahun dan penelitian yang dalam. Lagipula jalan rahasia yang mereka tempuh penuh dengan trik dan jebakan, sehingga tanpa pengetahuan yang memadai, akan banyak biaya yang terpaksa dikeluarkan secara sia-sia untuk mencobanya. Kini Anda tidak perlu melakukannya.


Asalkan Anda Tahu Resep Rahasianya, Kehidupan Anda Akan Berubah dari Pas-Pasan Menjadi Berkecukupan!


“Ilmu Keuangan Pribadi (Personal Finance) merupakan cabang dari ilmu keuangan yang secara khusus membahas mengenai cara-cara mengelola keuangan individu ataupun keluarga. Walaupun ilmu ini masih tergolong baru, namun dengan cepat dapat menjadi popular di negara-negara maju karena dirasakan sangat bermanfaat. Dengan menerapkan cara pengelolaan keuangan yang benar, maka seseorang diharapkan bisa mendapatkan manfaat yang maksimal dari uang yang dimilikinya pada saat ini".
Prof. Ir. Dr. Roy Sembel, MBA
Direktur Program MM Keuangan Universitas Bina Nusantara

“Apakah Benar Saya Bisa Menjadi Kaya?”

Ya! Apapun latar belakang pendidikan dan pekerjaan anda... Anda bisa menjadi kaya!


Banyak orang menganggap bahwa orang kaya adalah orang yang dianugerahi berbagai hal. Dari karakter yang mendukung mereka untuk sukses, lingkungan keluarga yang bonafit, sampai keberuntungan besar. Ini adalah anggapan yang salah. Faktanya, mayoritas orang kaya adalah orang-orang biasa memulai dari bawah. Ada banyak contoh orang kaya yang dulunya berprofesi petani, pekerja kasar, guru, pedagang eceran, serta orang-orang dari berbagai profesi umum lainnya. Mereka semua menjadi kaya melalui usaha dan cara mereka sendiri-sendiri.Mereka mendapatkan uang dengan mempergunakan keahlian masing-masing. Namun, dibalik keanekaragaman tersebut, mereka semua memiliki satu kesamaan. Mereka memiliki pengetahuan mengenai apa yang harus mereka lakukan terhadap uang yang mereka dapat. Mereka bisa memaksimalkan kegunaan dari uang mereka, serta memanfaatkannya untuk mendapatkan uang lebih banyak lagi. Anda juga bisa menjadi kaya seperti mereka dengan cara mempelajari pengetahuan mereka dan mempraktekannya secara nyata dalam kehidupan Anda.

“Salah satu kecerdasan yang harus dimiliki oleh manusia modern adalah kecerdasan finansial, yaitu kecerdasan dalam mengelola aset pribadi, khususnya dalam hal ini adalah pengelolaan aset keuangan pribadi".
Aribowo Prijosaksono
Managing Director, Bimasena Group
Penulis buku best seller Self Management Series

Manfaat Apa yang Anda Peroleh Dari Keuangan Pribadi?
Kebanyakan orang memiliki ‘lubang’ pada dompetnya. Tanpa disadari lubang ini menyebabkan uang mengalir deras keluar tanpa manfaat yang jelas. Berapapun banyaknya uang yang dimasukkan ke dompet, semuanya akan habis tanpa sisa. Tentu saja Anda tidak ingin hal ini terjadi pada Anda. Dengan pengetahuan dari keuangan pribadi, Anda dapat mendeteksi keberadaan lubang pada dompet Anda. Segera tambal lubang ini, dan dapatkan kegunaan optimal dari uang pendapatan Anda.
Apakah Anda memiliki tabungan, tetapi tidak tahu bagaimana cara memanfaatkannya secara optimal? Keuangan Pribadi mengajarkan mengenai cara-cara berinvestasi. Anda bisa memilih jalur investasi mana yang paling cocok buat Anda. Uang Anda akan bekerja menghasilkan uang untuk Anda.
Tentunya ada barang-barang impian yang ingin Anda miliki tetapi sampai sekarang masih belum kesampaian. Mungkin saja Anda ingin membeli sebuah rumah. Atau mungkin sebuah mobil sport?
Atau mungkin tiket liburan ke Eropa? Saya akan menunjukkan cara untuk menyusun rencana keuangan agar Anda dapat membeli barang-barang impian Anda.
Musibah datang tanpa diundang. Tentunya Anda tidak ingin dirugikan oleh kehadiran musibah. Ikuti program antisipasi resiko. Keuangan Anda tidak akan bergeming sedikit pun walaupun dihantam musibah. Anda dapat tidur dengan tenang.
Dalam perjalanan hidup, Anda akan menjumpai saat-saat khusus dimana Anda harus mengeluarkan uang dalam jumlah besar. Misalnya pada saat anak Anda mendaftar ke universitas favoritnya, Anda harus membayar uang pendaftaran dan hal ini tidak bisa ditunda. Oleh karena itu saya mengajarkan Anda cara merencanakan masa depan keuangan Anda. Jangan sampai anak tidak bisa sekolah hanya karena masalah dana!
Dunia semakin marak dengan sifat konsumtif, terlebih lagi dengan keberadaannya kartu kredit yang memungkinkan seseorang untuk berbelanja tanpa membayar cash. Tanpa disadari sudah banyak orang yang terjerat hutang. Keuangan Pribadi mengajarkan manajemen hutang agar orang-orang dapat mengeliminasi hutang-hutang yang merugikan mereka secepat mungkin. Daripada uang habis buat bayar bunga hutang, lebih baik untuk investasi!
Anda dipandu untuk membangun kekayaan dari keadaan Anda sekarang. Bukan hanya teori, melainkan melalui langkah yang benar-benar dapat dipraktekkan.

Anda akan dipandu untuk melakukan 3 tahap ampuh pembangun kekayaan
Tahap 1 – Motivasi. Pertama-tama Anda akan mempelajari cara menanamkan impian Anda, menjadikannya begitu nyata sehingga Anda YAKIN bahwa Anda akan mencapainya!
Tahap 2 – Memberdayakan dana. Anda akan dipandu untuk mengoptimalisasi pendapatan dan mengumpulkan modal awal untuk dikembangkan. Anda juga akan mendapatkan langkah efektif untuk meruntuhkan gunung-gunung utang yang membunuh Anda pelan-pelan. Pada tahap ini, aliran keuangan Anda akan berubah menjadi positif!
Tahap 3 – Melipatgandakan kekayaan. Anda akan dipandu untuk melipatgandakan dana yang sudah Anda kumpulkan pada tahap 2 melalui pilihan-pilihan investasi yang ada. Setelah menguasai tahap ini, Anda akan mampu memberdayakan uang Anda agar dapat bekerja untuk Anda. Hanya dengan 3 tahap saja, Anda bisa lepas dari segala masalah keuangan yang Anda alami saat ini!